PENDAHULUAN
Dalam penyaluran data antar komputer, data yang disalurkan harus dimengerti oleh masing-masing perangkat baik oleh pengirim maupun penerima. Untuk itu digunakan system sandi sesuai standard. Suatu karakter didefinisikan sebagai huruf, angka, tanda aritmetik dan tanda khusus lainya.
Karakter-karakter data yang akan dikirim dari satu titik ke titik lain, tidak dapat dikirimkan secara langsung. Sebelum dikirim, karakter-karakter data tersebut harus dikodekan terlebih dahulu dengan kode-kode yang dikenal oleh setiap terminal.
Tujuan dari sebuah pengkodean adalah menjadikan tiap karakter dalam sebuah informasi digital yaitu ke dalam bentuk biner untuk dapat ditransmisikan.
Kode-kode yang sering digunakan pada beberapa sistem komunikasi data dan dikenal oleh berbagai terminal diantaranya adalah Kode Tujuh Bit (ASCII) dan kode ABCDIC.
PEMBAHASAN
Kode Tujuh Bit (ASCII)
Kode tujuh bit yang dikenal dengan nama International Alphabet No 5 dari International Standard Organisation (ISO). Di Indonesia lebih di kenal dengan nama kode ASCII (American Standard Code for Information Exchange). Kode ASCII seperi yang terlihat pada tabel 1 di bawah ini menyediakan 128 kombinasi. Dari 128 kombinasi tersebut, 22 kode diantaranya digunakan untuk fungsi-fungsi kendali seperti kendali piranti, kendali format, pemisah informasi dan kendali pengiriman.
Kode ini merupakan kode alphanumeric yang paling populer dalam teknik komunikasi data. Kode ini menggunakan tujuh bit untuk operasinya sedangkan bit ke delapan dapat ditambahkan untuk posisi pengecekan bit secara even atau odd parity
Kendali Format
Kendali format (format control) merupakan karakter-karakter yang digunakan untuk mengendalikan format pengaturan posisi print head atau kursor sesuai dengan keinginan. Ada enam karakter yang digunakan untuk melakukan kendali format yaitu :
- BS (Back Space). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor satu posisi ke belakang.
- HOT (Horisontal Tabulation). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau memindahkan kursor ke depan menuju tab berikutnya atau menghentikan posisi.
- LF (Line Feed). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju posisi karakter yang sesuai pada baris berikutnya.
- VT (Vertical Tabulation). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju rangkaian baris berikutnya.
- FF (Form Feed). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju posisi awal halaman, form atau layar berikutnya.
- CR (Carriage Return). Menunjukkan gerakan mekanisme penulisan atau menampilkan kursor menuju pada posisi awal di baris yang sama.
Kendali Pengiriman
Kendali pengiriman ini digunakan untuk mengemas pesan ke dalam format yang dikenal dan untuk mengontrol aliran data dalam jaringan. Kendali pengiriman ini digunakan dalam protokol-protokol yang berorientasi karakter. Protokol yang berorientasi karakter, menggunakan karakter-karakter khusus untuk membedakan segmen-segmen bingkai informasi yang berbeda-beda pada saat pengiriman. Pada protokol ini, semua pesan dikirim dalam sederetannya byte.
Beberapa karakter yang digunakan untuk kendali pengiriman antara lain adalah :
- SOH (Start of Heading) Menunjukkan bagian awal heading yang berisikan alamat atau arah informasi
- STX (Start of Text Menunjukkan bagian awal teks dan bagian akhir heading
- ETX (End of Text) Menunjukkan bagian akhir teks yang dimulai dengan karakter STX
- EOT (End of Transmision) Menunjukkan selesainya transmisi dan kemungkinan mencakup atau teks lebih berikut dengan headingnya
- ENQ (Enquiry) Menunjukkan permintaan tanggapan dari station yang berjauhan
- ACK (Acknowledgement) Menunjukkan respon persetujuan kepada pengirim. Karakter ini dikirimkan oleh penerima untuk menunjukkan respon positif pada pengirim
- NAK (Negative Acknowledgement) Dikirimkan oleh penerima untuk menunjukkan respon negatif kepada pengirim
- SYN (Synchronous /IDLE) Digunakan oleh sistem transmisi sinkron untuk mempercepat proses sinkronisasi
- ETB (End of Transmission Block) Menunjukkan bagian akhir block data untuk keperluan komunikasi
Kendali piranti (Device Control) merupakan karakter-karakter yang digunakan untuk mengendalikan piranti seperti mengendalikan operasi fisik dari setiap terminal. Contoh implementasinya adalah seperti menghidupkan atau mematikan tombol penggerak. Karakter-karakter yang dipakai untuk mengendalikan piranti-piranti tersebut antara lain adalah DC1, DC2, DC3 dan DC4. DC1 dan DC3 biasanya dipakai untuk mengendalikan aliran data dari terminal tak sinkron. DC1 untuk menghidupkan aliran dan DC3 untuk mematikan aliran data.
Pemisah Informasi
Pemisah informasi (Information Separator) digunakan untuk memisahkan informasi yang dikirim sehingga memudahkan perekaman dan penyimpanan data. Dari daftar kode ASCII pada tabel 1, terdapat empat karakter yang dikategorikan sebagai pemisah informasi. Keempat karakter tersebut adalah :
- US (Unit Separator)
- RS (Record Separator)
- GS (Group Separator)
- FS (File Separator)
EBCDIC singkatan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 kombinasi karakter.
Keterangan :
- PF = Punch Off
- LC = Lowercase
- UC = Uppercase
- RLF = Reverse Line Feed
- SMM = Start of Manual Message
- RES = Restore
- NL = New Line
- IL = Idle
- SM = Set Mode
- RS = Reader Stop
- CC = Cursor Control
- IFS = Interchange File Separator
- IGC = Interchange Group Separator
- IRS = Interchange Record Separator
- IUS = Interchange Unit Separator
- DS = Digit Select
- SOS = Start Of Significance
- BYP = Bypass
- PM = Punch On
ada kode 8 bit (EBCDIC) ini, high order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits. Kode-kode EBCDIC ini banyak digunakan oleh komputer-komputer IBM.
Kode 5 bit (Kode BOUDOT)
Kode BOUDOT terdiri atas 5 bit yang dipergunakan pada terminal teletype dan teleprinter. Karena kode ini terdiri atas 5 bit, maka hanya terdiri atas 25 atau 32 kombinasi dengan kode huruf dan gambar yang berbeda. Jika kode ini dikirm menggunakan trasnmisi serial tak sinkron, maka untuk pulsa stop bit-nya pada umumnya memiliki lebar 1,5 bit. Hal ini berbeda dengan kode ASCII yang menggunakan 1 atau 2 bit untuk pulsa stop bit-nya.
Encoding, merupakan proses pengkonversian suatu sumber data analog maupun digital menjadi sinyal digital. Bentuk sinyal yang dihasilkan nantinya bergantung kepada teknik encoding dan media transmisi yang digunakan.
Sinyal yang paling banyak dikenal adalah sinyal audio yang berbentuk gelombang bunyi dan dapat didengar oleh manusia. Sinyal ini biasa disebut dengan speech. Sinyal yang dihasilkan dari speech tersebut memiliki komponen frekuensi antara 20 Hz sampai 20 kHz.
Tetapi sebagian spektrum energinya terkonsentrasi pada frekuensi rendah. Untuk menjadikan sinyal digital, maka sumber analog di encoding terlebih dahulu menjadi sinyal digital. Data digital atau analog akan melewati suatu alat yang disebut dengan encoder yang digunakan untuk melakukan encoding sehingga menghasilkan sinyal digital. Sinyal digital tersebut digunakan dalam kegiatan transmisi data. Sedangkan untuk menuju kepada penerima akan diubah kembali pada sinyal asli baik analog maupun digital. Untuk itu digunakan alat yang disebut dengan nama decoder dan proses perubahan sinyal yang dinamakan decoding.
Kode-kode yang sering digunakan pada beberapa sistem komunikasi data dan dikenal oleh berbagai terminal diantaranya adalah Kode Tujuh Bit (ASCII) dan kode 8 BitABCDIC.
Kode Tujuh Bit (ASCII) terdiri dari : kendali format, kendali pengiriman, kendali piranti, pemisah informasi.
Kode Delapan Bit (EBCDIC), EBCDIC singkatan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 kombinasi karakter.
Kode Lima Bit (BOUDOT), BOUDOT terdiri atas 5 bit yang dipergunakan pada terminal teletype dan teleprinter. Karena kode ini terdiri atas 5 bit, maka hanya terdiri atas 25 atau 32 kombinasi dengan kode huruf dan gambar yang berbeda.
Encoding, merupakan proses pengkonversian suatu sumber data analog maupun digital menjadi sinyal digital. Bentuk sinyal yang dihasilkan nantinya bergantung kepada teknik encoding dan media transmisi yang digunakan.
Untuk menuju kepada penerima akan diubah kembali pada sinyal asli baik analog maupun digital. Untuk itu digunakan alat yang disebut dengan nama decoder dan proses perubahan sinyal yang dinamakan decoding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar